SELAMAT DATANG DI BLOGGER TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SELAMAT DATANG DI BLOGGER MATA KULIAH TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Posted by : DSN Group Kamis, 09 November 2017




 Han Oktariansyah ~ 05021181520015 
Syaeful Arifin ~ 05021181520014 
Wahyu Surya ~ 05021381520058  
Cindy Claudia ~ 05021381520049

        Bidang pertanian menghasilkan produk pertanian yang beragam mulai dari sayur – sayuran, buah – buahan, biji – bijian dan lain – lain.  Hasil pertanian tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi keperluan dan kebutuhannya.  Hasil atau produk pertanian memiliki mutu yang beragam, dari mutu yang rendah, menengah hinga yang tinggi.  Pengoptimalan hasil pertanian dapat dilakukan melalui pengolahan yang baik sehingga menambah nilai estetika dari produk tersebut.  Aplikasi teknik pengolahan hasil pertanian merupakan solusi untuk permasalahan tersebut.
   Pengeringan adalah proses perpindahan massa air dari suatu zat padat atau semi padat dengan menggunakan penguapan.  Proses ini merupakan tahap akhir dari proses produksi sebelum dikemas. Produk yang telah dikeringkan akan menjadi produk yang padat dalam wujud bubuk maupun potongan besar meski bahan awal sebelum pengeringan adalah benda semi padat.  Sumber panas dan cara penghantaran panas dibutuhkan dalam pengeringan. Tujuan dari proses pengeringan untuk mencegah pertumbuhan bakteri sehingga mutu dari suatu produk akan lebih bertahan lebih lama.

Produksi, Pengawetan dan Perdagangan Bijian

        Biji-bijian di beberapa tempat dianggap sebagai bahan pangan dan makanan pokok. oleh sebab itu kita perlu memproduksi, mengawetkan dan memasarkan biji-bijian secara optmal. bab ini merupakan pengantar mengenai produksi biji-bijian, teknik pengawetan biji-bijian, dan arah pemasaran biji-bijian. Pengertian biji-bijia
n adalah sangat luas, dan meliputi biji-bijian serealia (jagung, gandum, beras, gandum untuk bahan bir, sorgum dan millet), bijian polong atau kacang-kacangan. Jagung, padi, dan gandum adalah jenis biji-bijian  utama dan merupakan pokok sejak zaman sebelum Masehi. 


Produksi Bijian

     Produksi bijian tahunan dunia antara 1950 dan 1988 terjadinya peningkatan produksi tiap tahunnya sekitar 62 juta metrik ton menjadi 1645 juta metrik ton (Brown, 1988). Dari tahun 1984 sampai 1988, produksi berkurang karena kekeringan, erosi tanah, dan perubahan penggunaan lahan pertanian untuk keperluan non-pertanian. Konsumsi bijian dunia perkapita per tahun dari 1950 sampai 1988 terjadinya konsumsi mencapai puncak 345 Kg pada tahun1984. kemudian turun menjadi lebih kecil dari 300 Kg pada tahun 1988 untuk pertama kaliinya sejak tahun 1977.
         Jumlah total sekitar 1850 juta metrik ton. Gandum, jagung dan padi merupakan tanaman utama dalam hal jumlah berat. Amerika memproduksi hampir setengah jumlah produksi jagung dunia. Benua Asia terutama mengusahakan gandum dan padi. Benua Amerika kebanyakan mengusahakan jagung dan sergum. Gandum hitam merupakan tanaman popuer di Eropa, sedang millet populer di Asia dan Afrika.


Pengawetan Bijian

       Bijian serng dipanen pada kadar air yang terlalu tinggi untuk penyimpanan yang aman. Bijian semacam ini disebut bijian berkadar air tinggi. Perlakuan awal terhadap bijian yang baru dipanen adalah langkah penting untuk menghindarkan penurunan kualitas akibat pertumbuhan jamur. Beberapa perlakuan pasca panen yang tersedia untuk menjamin pengawetan bijian jangka pendek dan jangka panjang, meliputi penyimpanan kedap, perlakuan kimia, pendinginan dan pengeringan. Pengeringan bijian adalah metoda pengawetan bijian yang paling banyak digunakan.

Penyimpanan Kedap

       Bijian segar yang baru dipanen dapat disimpan dengan aman untuk makanan ternak pada silo kedap gas. Respirasi bijian dan mikroorganisme dengan cepat menurunkan kadar oksigen dari udara antar bijian, dari 21% menjadi lebih kecil dari 0.02% pada saat yang sama, fermentasi menyebabkan penurunan pH bijian. Mikroorganisme tidak bisa berkembang pada lingkungan semacam ini karena kekurangan oksigen dan kondisi keasaman yang tinggi.
      Kandungan air berdasar berat basah yang dianjurkan untuk penyimpanan kedap pada jagung adalah 24 - 25%, untuk gandum hitam dan oats (sejenis gandum) adalah 19 - 20%. (Lubinus, 1982). Pengisian dengan cepat dan penutupan yang tepat pada silo penting sekali untuk menghindarkan kerusakan bijian. Selama pengosongan silo, jumlah udara yang masuk tempat penyimpanan diusahakan minimum dengan menggunakan ulir pengosongan yang dirancang khusus. Bijian yang dipindah dari tempat penyimpanan kedap harus segera digunakan dalam waktu 24 jam untuk menghindari kerusakan, oleh sebab itu dilarang diperdagangkan dipasar bebas. Pengeringan kedap tidak sesuai untuk biji yang akan digunakan sebagai benih karena perkecambahan biji akan turun secara cepat pada penyimpanan kedap. Penyimpanan bijian pada kadar air tinggi memungkinkan panen awal tanpa memerlukan biaya pengeringan. Bijian dengan kadar air tinggi merupakan pilihan yang lebih efisien untuk peternakan dibanding bijian yang telah dikeringkan.          

Perlakuan Kimia

     Perlakuan pada bijian dengan kadar air tinggi menggunakan bahan kimia menimbulkan lingkungan yang bersifat asam di dalam massa bijian sehingga mencegah timbulnya jamur. (Pomeranz, 1982). Bahan kimia yang paling umum digunakan adalah asam propionic dan asam asetat. Jika asam tersebut dicampur dengan bijian, jamur yang ada disekitar tempat penyimpanan dan didalam tempat penyimpanan akan terbunuh, pH menjadi lebih rendah sampai 4.0 - 4.5, dan kelangsungan hidup benih menjadi rusak. (Hall et al., 1974). Terdapat bukti bahwa asam tersebut juga menyediakan energi yang langsung dapat dicerna oleh hewan memamah biak dan meningkatkan efisiensi pemberian makanan. (Eckhoff, 1985).
           Selain asam propionic dan asam asetat, amonia juga telah digunakan sebagai penghambat timbulnya jamur pada jagung berkadar tinggi. (Eckhoff, 1984). Sodium hidroksida (soda api) dan urea juga digunakan di Eropa Barat untuk perlakuan terhadap bahan pangan barley (Lotz, 1983). Bahan kimia juga dapat berfungsi sebagai zat pengawet sementara selama proses pengeringan secara perlahan pada jagung. (Hsieh and Bakker-Arkema, 1980).

Leave a Reply

Thanks for Comments

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Han Oktariansyah - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -